KOTA wali sebagai penyebutan untuk Kota Cirebon awal kali lahir dari Walikota Khumaedi. Pada tahun 1996 dia meluncurkan kebijakan untuk mencitrakan Kota Cirebon sebagai kotanya wali, kotanya orang yang disucikan umat Islam. SAYANGNYA , kesan islamilah yang kemudian muncul dari frase "kota wali". Dan hingga hari ini, semangat "kemislam" itu terus dikukuhkan dengan melupakan semangat kewalian atau "walayah" yang sebenarnya. Saat ada yang menyebut kota wali, seolah muncul penegasan tentang daerah tersebut islamis. Dalam konteks Cirebon, pada awalnya ide "kota wali" tersebut muncul baru-baru saja. Dan lebih karena besarnya pengaruh politik identitas yang sempit. Juga untuk tujuan pariwisata. Bukan berasal dari para pendiri Cirebon, apalagi Sunan Gunung Jati. Ada tiga alasan kenapa saya tidak sepenuhnya sependapat, bahkan menolak, anasir-anasir islamis dalam frase "Cirebon kota wali". Pertama, wali dan kewalian atau "walay
Islam dan Keislaman dalam Budaya Pesisiran